Monday, February 21, 2011

Cerita Dibalik Kematian Ayah Ra Im

Joo Won muda terperangkap dalam lift. 
Aku terjebak dalam lift, kakiku luka jadi aku tidak bisa bergerak. Aku tidak bisa bernafas karena asap.
Aku gemetaran ketakutan, aku kira aku akan mati. Aku tidak bisa melakukan apapun kecuali teriak minta tolong. Sambil berdoa ada yang mendengarku dan datang.

Ada dua pemadam kebakaran, salah satu sepertinya menolong Sekretaris Kim yang teriak Presiden! Pemadam itu berkata pada rekannya, tidak ada orang lain disini, jadi kita keluar!
Tapi pemadam yang lain berkata akan memeriksa sekali lagi. Ia menyuruh rekannya segera keluar.
Rekan-nya pergi, dan ia mulai memeriksa.
Disaat kupikir aku akan mati, pintu lift terbuka secara ajaib dan seorang pemadam kebakaran mengulurkan tangannya padaku.


Ayah Ra Im : Kau terluka?
Ayah Ra Im melompat turun dan memberikan masker oksigen-nya pada Joo Won yang duduk tidak berdaya. Ini, tarik nafas..
Ayah Ra Im ingin membantu Joo won naik, tapi Joo Won tidak bisa karena kakinya luka. Joo Won jatuh ke lantai lift.
Rantai penahan lift tergoncang dan lift bergetar keras. Membuat pintu tertutup kembali.
Reaksi pertama Ayah Ra Im adalah tanya apa Joo Won tidak apa-apa. Joo Won panik, pintu tertutup, apa yang harus kita lakukan?
Ayah Ra Im mengeluarkan kapak dan memukul pintu lift berkali-kali. Karena susah ia berusaha minta bantuan dari walkie talkienya. Ada satu yang selamat dalam lift.
Ia memberikan walkie talkie itu ke Joo Won. Joo Won berusaha bicara dengan tim, sementara Ayah Ra Im terus memukul pintu lift. Sayang hanya menyala sebentar lalu mati.
Joo Won : Tidak menyala.
Ayah Ra Im : Teruslah mencoba sampai berhasil. Kau pasti belum mencoba dengan maksimal.
Ayah Ra Im terus mengayunkan kapak sambil berdoa, Dan Tuhan memberikan mujijat-Nya, pintu lift terbuka!
Ayah Ra Im : Kau lihat bakatku, iya kan? baiklah, kesini. Aku akan mengangkatmu naik ke atas duluan.
Joo won mendekat dengan susah payah. Ayah Ra Im membungkuk dan Joo Won naik ke punggungnya, lalu Ayah Ra Im mengangkatnya ke atas, sambil berkata, jika kau keluar dari sini, aku akan mengenalkanmu dengan Ra Im-ku. Dia cantik sekali, kau akan pingsan (melihatnya).
Joo Won selamat dan berhasil keluar dari lift. Ayah Ra Im melemparkan masker oksigen-nya, ini. pakai ini!
Joo Won mengulurkan tangannya, Cepat! Ia ingin menarik ayah Ra Im keluar, karena rantai lift mulai tidak tahan dan lift akan segera terbanting ke bawah.
Ayah Ra Im minta Joo Won melepaskan tangannya.

Joo Won : Tidak, jangan! tidak!
Ayah Ra Im : Lepaskan. Karena berat badanku, kau mungkin akan jatuh juga. Tetap merunduk dan lari ke kanan! Itu jalan keluarnya!
Joo won : Tidak! aku tidak mau!cepat! bertahanlah!
Ayah Ra Im : Keluar. Keluar dan katakan padanya (RI) kalau aku minta maaf aku tidak bisa pulang ke rumah lebih awal. Kalau aku mencintainya. Kalau Ayah sungguh mencintainya. Katakan padanya.
Joo won menangis : Kumohon bertahanlah! Pegang tanganku! kumohon.
Ayah Ra im lalu mendorong Joo Won dengan keras menjauh dari situ sebelum akhirnya lift itu jatuh ke dasar gedung dengan keras.
Joo Won : Tidak!! tidak! tidak! 
 
Joo Won mengenakan baju RS, jalan ke upacara pemakaman Ayah Ra Im. Joo Won melihat Ra Im menangis sambil membungkuk di lantai, memanggil ayahnya. Joo Won duduk di luar ruangan, menangis diam-diam. Sementara Ra Im menerima ucapan bela sungkawa dari rekan-rekan ayahnya sambil terisak-isak. 

 Malam semakin larut dan rumah duka sepi, Ra Im tertidur di lantai rumah duka karena sedih dan kelelahan.
Joo won jalan pelan-pelan mendekati Ra Im dan jongkok di samping Ra Im. Ia memandang Ra Im dengan pandangan lembut dan sedih. Joo won juga menangis.
Joo Won menangis : Aku minta maaf, aku minta maaf, aku minta maaf, aku minta maaf..
Joo Won kelelahan dan ia berbaring di samping Ra Im, posisinya mirip. Joo Won memandangi Ra Im.
Ra Im mulai menangis pelan dalam tidurnya. Ra im mengerutkan dahinya.
Joo Won mengulurkan jarinya diantara dahi Ra Im dan kerutannya menghilang. Wajah Ra Im terlihat tenang. Tangan Joo Won jatuh ke atas tangan Ra Im, Joo won tertidur. 




 

No comments:

Post a Comment