Friday, February 25, 2011

Film Hollywood ditarik di Indonesia.

Pastinya anda semua para penggemar film dan lebih suka menonton film2 yang diproduksi oleh Hollywood.Ini merupakan sebuah kabar buruk karena Film Hollywood ditarik di Indonesia alias pemutaran film asing dihentikan di Indonesia.Hal ini dikarenakan beban pajak yang semakin besar. Lebih dari itu, Hollywood sudah mempunyai prinsip dan ingin tetap memegangnya.

Noorca Masardi yang merupakan wakil juru bicara dari pihak 21 Cineplex mengatakan kalau seluruh film-film asing yang berada di Indonesia, telah diturunkan dari penayangannya di setiap bioskop diseluruh tanah air indonesia.

Menurut Masardi aksi dari pihak hollywood ini dilatarbelakangi kebijakan pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai yang memberikan beban bea masuk atas hak distrimusi film impor. hal ini berarti, pemerintah menambah beban biaya film hollywood atau film asing yang ingin masuk ke Indonesia.

Namun lebih dari semua itu "Bukan karena besarnya pajak ataupun uang. Lebih dari itu mereka memegang prinsip di belahan dunia lain. Tidak ada di belahan dunia manapun pajak bea masuk atas hak distribusi film impor, dan hal seperti ini hanya ada di Indonesia saja. Yang ada pajak barang yang masuk. Itu lah penyebabnya sehingga mereka berpendapat hal ini tidak lazim sama sekali," kata Juru Bicara 21 Cineplex Noorca Massardi

Jika sebagian besar artis sangat menyayangkan penarikan film Hollywood dari Indonesia, berbeda dengan aktor senior, Tio Pakusadewo. Menurutnya, dengan ketidakhadiran film luar, itu seharusnya bisa memacu sineas kita agar lebih kreatif lagi.
"Good kalau Hollywood mau cabut, ya cabut. Enggak masalah kok. Kalau masalahnya orang-orang yang terlibat di industri bioskop yang dipedulikan, iya harus dipikirkan. Tapi dengan insan film, ini kesempatan baik untuk membuktikan ke Indonesia dan dunia bahwa kita bisa memenuhi kebutuhan bioskop. Tapi balik lagi mutunya," paparnya.
Walau mendukung penarikan film Hollywood, aktor kelahiran 2 September 1963 ini kurang setuju bila tidak ada satupun film asing yang masuk ke negeri ini.

"Ya, ini bagus untuk bisa berkarya lebih cepat dan lebih baik lagi sehingga mampu memenuhi kebutuhan film di bioskop Indonesia. Lebih dari itu, kalau untuk dimatikan sama sekali enggak wisejuga ya. Kalau besar kecilnya pajak, biar pemerintah," tutur Tio, ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (20/2/2011).

Komentar Ann:
Menurut Ann selama ini kita kan lebih senang ke bioskop untuk menonton film asing, jadi diberlakukannya pajak atau bea masuk film asing yang mahal itu agar film asing di Indonesia berkurang dan warga Indonesia lebih banyak menonton film Indonesia. Tapi, coba kita telaah, kenapa kita lebih suka film asing daripada film negeri sendiri? Kalau Ann pribadi memang lebih suka film asing karena temanya beragam, pengambilan gambarnya oke, ceritanya bagus2, terkadang ada makna yg bisa kita petik dari film itu (missal: Freedom Writter, Kungfu Kid, dll). Sedangkan film Indonesia keseringan horror (pocong lagi, pocong lagi…) dan film yg berbau seks yg dilucu2in gitu. Memang ada film2 indonesia yg bagus seperti AADC, Laskar Pelangi, dll yang ada maknanya dan sesuatu yg bisa kita ambil/pelajari dari film itu. Tapi film2 yg mendidik seperti itu masih terlalu sedikit. Nah, menurut Ann daripada film asing ditarik, lebih baik film2 asing itu dijadikan bahan pembelajaran bagi para sutradara, actor, aktris Indonesia supaya bisa membuat film yg seperti itu. Kalau film Indonesia itu bagusnya kayak film Hollywood, dijamin warga Indonesia pada ngantri di bioskop.


Sumber:

No comments:

Post a Comment